Jumat, Agustus 8, 2025

Wali Nanggroe Anugerahkan Gelar Meukuta Alam untuk Federasi Rusia

BANDA ACEH – Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia Tgk Malik Mahmud Al-Haytar, menganugerahkan gelar kehormatan “Meukuta Alam” kepada Pemerintah Federasi Rusia dan Republik Tatarstan. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam pengembangan pendidikan, pelestarian lingkungan, serta kemajuan budaya dan olahraga di Aceh.

Acara penganugerahan berlangsung di Hotel Ayani, Banda Aceh, Rabu malam (4/12/2024), dengan penghargaan diterima oleh Veronika Novoseltseva.

“Pemberian gelar ini adalah jembatan budaya untuk mempererat persahabatan dan kerja sama antarnegara,” ujar Tgk Malik Mahmud.

Sebagai penghormatan tambahan, Veronika Novoseltseva juga dianugerahi lakap “Cut Putroe Russkaya Zemlya”, gelar kebangsaan Aceh untuk perempuan, atas perannya dalam memperkuat hubungan diplomatik antara Aceh, Indonesia, Federasi Rusia dan Tatarstan.

“Beliau telah membuka banyak peluang baru bagi Aceh, termasuk memfasilitasi akses pendidikan bagi pelajar Aceh ke Rusia,” tuturnya.

Wali Nanggroe juga menyoroti pentingnya peningkatan jumlah pelajar Aceh yang menempuh pendidikan di Rusia. Dari 600 pelajar Indonesia di Rusia, hanya satu yang berasal dari Aceh.

“Kita perlu meningkatkan jumlah anak muda Aceh yang menempuh pendidikan di luar negeri, terutama di Rusia,” tegasnya.

Selain pendidikan, kerja sama di bidang olahraga dan budaya turut menjadi perhatian. Wali Nanggroe berharap Aceh dapat mengirimkan lebih banyak atlet dan memperkenalkan budaya Aceh di Rusia sebagai bagian dari diplomasi budaya.

“Kerja sama ini mencerminkan tradisi Aceh yang terus hidup, sekaligus menjadi penghargaan atas kontribusi luar biasa bagi Aceh,” ujarnya.

Dalam acara yang sama, Wali Nanggroe juga memberikan gelar kehormatan kepada tokoh Aceh. Yakni Almarhum Muhammad Yahya (Yahya Muaz) dianugerahi gelar “Perkasa Alam” atas perjuangan dan pengorbanannya demi keagungan rakyat Aceh. Penghargaan tersebut diterima oleh putrinya, Nanda Mahfuzzah, yang juga menerima santunan dari Wali Nanggroe.

Ketua KONI Aceh, Kamaruddin Abubakar atau Abu Razak, turut menerima penghargaan atas kontribusinya dalam mempersiapkan atlet Aceh berlaga di Tatarstan sebagai bagian dari persiapan menuju PON XXI Aceh-Sumut 2024 pada September lalu.

Apresiasi juga diberikan kepada tiga atlet Aceh peraih medali emas di PON, yang telah mengharumkan nama daerah.

“Anugerah ini tidak hanya mempererat hubungan internasional, tetapi juga menjadi pengingat jasa tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi besar bagi Aceh,” imbuh Wali Nanggroe.

Menurutnya, pemberian gelar kehormatan ini dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh serta Qanun Nomor 10 Tahun 2019, yang memberikan wewenang kepada Wali Nanggroe untuk memberikan atau mencabut gelar sesuai tradisi Aceh. []

Berita Populer

Berita Terkait