Jumat, Juli 4, 2025

SBA Jadikan Gua Weung Dalam sebagai Kawasan Konservasi dan Edukasi

LHOKNGA – PT Solusi Bangun Andalas (SBA) mengambil langkah strategis dengan menjadikan Gua Weung Dalam di kawasan tambang mereka di Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar sebagai area konservasi sekaligus pusat edukasi. Langkah ini mencerminkan komitmen kuat SBA terhadap pelestarian lingkungan dan praktik pertambangan berkelanjutan.

Quarry Operation Superintendent SBA, Muhammad Yasar, menjelaskan bahwa meskipun Gua Weung Dalam memiliki potensi batu kapur sebagai bahan baku semen, manajemen perusahaan memutuskan untuk tidak melakukan penambangan di area tersebut.

“Kami memilih menjadikan gua ini sebagai kawasan konservasi dan tempat edukasi, baik untuk mahasiswa, pemangku kepentingan, maupun masyarakat umum,” ujar Yasar, Kamis (5/12/2024).

Gua Weung Dalam merupakan gua fosil dengan akses masuk tunggal dan dihuni ribuan kelelawar. Selain itu, Gua ini memiliki ornamen alami seperti stalaktit, stalagmit, pilar dan gourdyn yang masih aktif.

Di dalamnya juga terdapat ukiran nama-nama dari berbagai masa, termasuk era kolonial, meskipun tahunnya tidak dapat dipastikan karena hanya menyisakan dua digit terakhir.

Menurut Yasar, keberadaan gua ini telah diketahui sejak awal operasional tambang SBA pada 1980-an. Selain Gua Weung Dalam, kawasan tambang SBA juga memiliki Gua Troh, namun lokasinya lebih sulit dijangkau. Kini, Gua Weung Dalam difokuskan sebagai pusat pendidikan untuk mempelajari proses pembentukan gua dan pentingnya konservasi lingkungan.

“Gua ini tidak hanya dilestarikan, tetapi juga menjadi tempat belajar bagi siswa, mahasiswa dan pemangku kepentingan. Dengan begitu, manfaatnya dirasakan lebih luas,” tutur Yasar.

Plt General Manager PT SBA, Muhammad Rajuni, menegaskan bahwa perusahaan selalu mematuhi regulasi dan berupaya menjaga keseimbangan lingkungan.

“Kami memastikan kebutuhan semen untuk pembangunan Aceh terpenuhi tanpa mengabaikan tanggung jawab kami terhadap pelestarian lingkungan,” ujar Rajuni.

Dengan izin operasional tambang seluas 150 hektare yang diproyeksikan dapat digunakan hingga 50 tahun, SBA menunjukkan bahwa keberlanjutan dan pengelolaan tambang dapat berjalan beriringan.

Selain melindungi Gua Weung Dalam, SBA aktif memberdayakan masyarakat melalui program sosial. Salah satunya adalah Rumah Puyuh Andalas (PULAS), kelompok binaan yang kini mampu memproduksi hingga 3.000 butir telur puyuh per hari.

“Kami berharap kolaborasi dengan masyarakat terus ditingkatkan untuk mendukung pembangunan Aceh yang berkelanjutan,” tutup Rajuni. []

Berita Populer

Berita Terkait