Sabtu, Juli 5, 2025

Mutiara Songket, Warisan Tenun Aceh yang Dikenal hingga Paris

ACEH BESAR – Mutiara Songket, salah satu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Krueng Kalee, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, terus berkembang dalam melestarikan warisan budaya tenun songket khas Aceh.

Dengan berbagai motif tradisional seperti Pinto Aceh, Pucok Reubong, Bungong Jeumpa dan motif lainnya, Mutiara Songket kini menghadirkan inovasi baru berupa songket dengan benang sulam. Songket ini dibuat menggunakan alat tenun kaki tangan tradisional Aceh.

Menurut Putri Atikah, anak pemilik Mutiara Songket, setiap harinya ia menenun ratusan benang menjadi dua lembar kain berukuran 180 × 90 cm dengan beragam motif asli Aceh. Proses produksi bisa memakan waktu hingga satu bulan untuk menghasilkan dua set kain songket tersebut.

1738893657187
Pengrajin songket sedang menyelesaikan produksinya. Foto: Literatif.com.

Produk tenun mereka memiliki harga yang bervariasi tergantung pada kualitas, teknik penenunan dan modelnya. “Harga terendahnya Rp1 juta, sedangkan yang paling tinggi Rp3 juta,” ujar Putri, Kamis (6/2/2025).

Usaha ini telah berakar sejak 1977, didirikan oleh generasi pertama yang menenun secara mandiri tanpa bantuan apa pun. Baru pada 2019, Mutiara Songket mulai mendapatkan bimbingan dari Bank Indonesia (BI) Aceh dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), yang memberikan pelatihan serta dukungan pengembangan usaha.

Dalam pemasaran, Mutiara Songket mengandalkan metode online dan offline. “Penjualannya ada yang datang langsung ke rumah, ada juga yang melihat dari media sosial,” kata Putri.

1738893709668
Kain songket hasil produksi Rumah Mutiara Songket. Foto: Literatif.com.

Produk-produk mereka kini telah tersebar hingga Jakarta, Palembang dan Papua. Meski belum menembus pasar luar negeri secara langsung, kain songket dari Mutiara Songket pernah digunakan oleh desainer Didiet Maulana dan dikenakan oleh aktris Ariel Tatum dalam sebuah acara di Paris.

Saat ini, Mutiara Songket memberdayakan 10 pengrajin lokal yang mayoritas adalah ibu rumah tangga (IRT). “Kami ingin meningkatkan pendapatan ibu-ibu di sini,” tambah Putri.

Dari tahun ke tahun, omzet usaha ini terus meningkat, menunjukkan pertumbuhan yang positif bagi pelestarian songket Aceh sekaligus kesejahteraan masyarakat sekitar.

“Dengan inovasi dan dukungan dari berbagai pihak, Mutiara Songket terus melangkah maju, menjaga tradisi dan membuka peluang ekonomi bagi warga lokal,” pungkasnya. []

Berita Populer

Berita Terkait