Senin, Agustus 4, 2025

Kades di Pidie Jaya Dipolisikan gegara Pukul Wartawan

PIDIE JAYA – Kepala Desa (keuchik) Cot Setui, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, dilaporkan atas dugaan pemukulan terhadap wartawan. Laporan tersebut dilayangkan pada Sabtu (25/1/2025).

Korban dalam aksi ini adalah Ismail M Adam, wartawan atau kontributor CNN Indonesia. Sementara itu, kepala desa yang menjadi terlapor berinisial IS alias BJ.

“Saya berhenti sejenak untuk merokok melepas lelah. Lalu oknum keuchik itu datang dengan sepeda motor Yamaha N-Max berpelat merah milik pemerintah gampong. Dia langsung meninju saya ke arah muka, namun karena saya mengelak, pukulan mengenai bahu kanan saya,” ungkap pria yang akrab disapa Ismed, Ahad (26/1/2025).

Ismed menjelaskan, kejadian ini terjadi pada Jumat malam (24/1), saat dirinya sedang beristirahat di sebuah warung kopi milik Sulaiman. “Oknum keuchik tersebut menarik saya di leher baju ke luar kios, kemudian langsung memukul saya berkali-kali hingga tersungkur ke aspal, bahkan menginjak dan menendang saya beberapa kali sambil mencaci maki,” jelasnya.

Baca juga:  ‎BSI Catat Kenaikan Aset, Target Tembus Rp500 Triliun

Setelah itu, Ismed mengaku ditarik dan dipukul hingga terjatuh, lalu ditendang beberapa kali. Meski sudah meminta maaf dan menawarkan penyelesaian secara baik-baik, keuchik tersebut tetap melanjutkan tindakan agresifnya.

Menurutnya, dugaan penyebab kemarahan oknum keuchik itu adalah pemberitaan mengenai kondisi Polindes (Pondok Bersalin Desa) di Gampong Cot Setui. “Berita kami hanya melaporkan inspeksi yang dilakukan Kepala Dinas Kesehatan. Tidak ada yang menyudutkan pihak mana pun,” ujar dia.

Lebih lanjut, Ismed berharap pihak berwenang segera mengambil langkah tegas untuk menangani kasus ini dan melindungi kebebasan pers

Baca juga:  ‎BSI Catat Kenaikan Aset, Target Tembus Rp500 Triliun

“Kejadian ini menarik perhatian publik karena menyangkut profesi wartawan yang dilindungi oleh Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Kebebasan Pers,” imbuhnya.

Istri Korban Juga Mendapat Intimidasi

Istri korban, Meri Santriani (37), yang tengah menunggu suaminya juga mengaku mengalami intimidasi. Dia menyebutkan suaminya dibawa ke Polindes Cot Setui dan terus mendapat tekanan dari keuchik tersebut, seorang bidan berinisial MT, anaknya, dan seorang warga lain.

“Saya melihat suami saya sedang dimarahi dan ditempeleng. Saat saya mencoba merekam menggunakan ponsel, oknum keuchik itu mengancam akan melempar saya ke sumur tua,” ungkap Meri. []

Berita Populer

Berita Terkait