Kamis, Juli 3, 2025

Cara Efektif Kurangi Kebiasaan Buruk Akibat Stres Menurut Pakar

JAKARTA – Psikolog Sukmayanti Rafisukmawan mengungkapkan bahwa untuk mengurangi kebiasaan buruk akibat stres di tempat kerja diperlukan penguatan literasi mengenai konsep pengurangan risiko, misalnya dengan menerapkan pola hidup sehat.

“Penerapan konsep tersebut dapat dilakukan dengan mengadopsi pola hidup sehat, seperti mengonsumsi sayur dan buah, secara perlahan mengurangi konsumsi kopi bergula secara berlebihan, atau beralih ke produk tembakau alternatif bagi pekerja yang kesulitan menghentikan kebiasaan merokok,” ujar Sukmayanti di Jakarta, seperti dikutip dari Tempo.co, Selasa (26/11/2024).

Dia menjelaskan bahwa berhenti merokok secara langsung sering kali memicu gejala relapse yang dapat menyebabkan kegelisahan dan sulit berkonsentrasi.

“Bagi perokok, berhenti total memang sangat sulit dan justru bisa mengakibatkan gejala yang lebih buruk,” katanya.

Menurut Sukmayanti, mengurangi kebiasaan merokok dapat dilakukan secara bertahap dengan menggunakan produk-produk yang telah terbukti secara ilmiah menurunkan risiko kesehatan, seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan, sambil tetap menjalani konseling dengan psikolog.

Perlunya Layanan Konseling Gratis

Di sisi lain, pakar kesehatan publik dan keselamatan kerja, dr Felosofa Fitrya, menyatakan bahwa sebagian besar waktu produktif orang dewasa dihabiskan di tempat kerja. Dia menekankan pentingnya pendekatan pengurangan risiko kesehatan mental di lingkungan kerja.

“Perusahaan perlu menyediakan layanan konseling gratis, seperti program Employee Assistance Program (EAP), untuk membantu karyawan menghadapi tekanan di tempat kerja,” katanya.

Felosofa juga menambahkan bahwa karyawan perlu mengidentifikasi kebiasaan berisiko akibat tekanan pekerjaan, seperti konsumsi makanan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, hingga kebiasaan merokok. Dengan demikian, pekerja akan lebih sadar terhadap pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental serta mampu membuat keputusan berdasarkan prinsip pengurangan risiko.

“Dalam konseling untuk karyawan dengan tingkat stres tinggi, kami sering mengajarkan teknik self-healing dengan menyadari napas, dan hasilnya cukup positif,” ungkapnya.

Bagi karyawan yang merokok sebagai pelarian dari stres, Felosofa menyarankan untuk beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik atau produk tembakau yang dipanaskan. Produk ini dinilai lebih rendah risiko karena tidak menghasilkan tar sehingga dapat mengurangi bahaya kesehatan. []

Berita Populer

Berita Terkait