LEBANON – Israel dan Hizbullah sepakat untuk melaksanakan gencatan senjata, yang mulai berlaku pada Rabu, pagi ini. Kesepakatan ini disambut baik oleh sejumlah negara Arab.
Dilansir dari Antara yang mengutip Anadolu, Kementerian Luar Negeri Mesir dalam pernyataannya menyatakan bahwa gencatan senjata tersebut akan membuka jalan bagi de-eskalasi di kawasan, melalui penerapan Resolusi PBB 1701 dan pengerahan tentara Lebanon ke selatan Lebanon.
Resolusi 1701, yang diadopsi pada 11 Agustus 2006, menyerukan penghentian total permusuhan antara Hizbullah dan Israel, serta pembentukan zona bebas senjata antara batas demarkasi Garis Biru dan Sungai Litani di Lebanon selatan. Zona ini dikecualikan untuk tentara Lebanon dan misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL).
Mesir menegaskan bahwa kesepakatan ini harus menjadi “langkah awal untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza,” serta menuntut “gencatan senjata segera, akses tanpa hambatan terhadap bantuan kemanusiaan ke daerah kantong tersebut, dan penghentian pelanggaran yang tidak dapat dibenarkan di Tepi Barat.”
Yordania memuji gencatan senjata ini sebagai “langkah penting untuk menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza dan serangannya di Tepi Barat yang diduduki.”
Mereka menyebut kesepakatan ini sebagai “langkah pertama untuk mengurangi eskalasi yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional, serta menjaga pengiriman bantuan kemanusiaan yang cukup dan berkelanjutan ke seluruh wilayah Gaza.”
Otoritas Palestina juga menyuarakan harapan bahwa kesepakatan gencatan senjata ini akan mendorong “berakhirnya kekerasan dan ketidakstabilan di kawasan akibat kebijakan Israel yang menyebabkan gejolak.”
Irak mengungkapkan dukungan untuk Lebanon, berharap agar kesepakatan gencatan senjata ini dapat membantu mengakhiri kekerasan, kehancuran, dan penderitaan rakyat Lebanon.
Kementerian Luar Negeri Qatar juga menyambut baik kesepakatan ini, berharap bahwa gencatan senjata ini akan “mengarah pada kesepakatan serupa untuk mengakhiri perang yang masih berlangsung di Jalur Gaza dan serangan Israel di Tepi Barat yang diduduki.”
Pernyataan tersebut juga menegaskan kembali “dukungan teguh” Qatar terhadap persatuan dan integritas teritorial Lebanon.
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon berlaku beberapa jam setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa usulan untuk mengakhiri konflik telah dicapai, di tengah harapan bahwa kesepakatan ini akan menghentikan serangan udara Israel di kota-kota Lebanon.
Kesepakatan ini juga diharapkan dapat mengakhiri pertempuran lintas batas antara Israel dan Lebanon yang telah berlangsung selama setahun.
Menurut otoritas kesehatan Lebanon, lebih dari 3.800 orang telah tewas dalam serangan Israel di Lebanon, dan lebih dari 1 juta orang mengungsi sejak Oktober lalu. []